Selasa, 21 Desember 2010

TATA GERAK BERKAT (LATIHAN)


Perhatikan posisi tangan dan telapak tangan


Masih agak kaku, tetapi bisa diperbaiki kemudian


Ragu2 juga, tetapi memang baru pengalaman pertama


Lain kali pasti lebih baik

Kamis, 25 November 2010

KEPADA SEMUA MAHASISWA

Kuliah2 liturgi telah selesai, kini tinggal menunggu tugas2 mahasiswa menyerahkan paper untuk akhir semester.

Saya berterimakasih untuk kesempatan belajar dan mengajar yang telah kita lalui bersama. Proses ini bukan hanya atau bukan melulu memindahkan informasi dari dosen kepada mahasiswa, melainkan bekal untuk terus melakukan refleksi dan aksi berteologi. Selama proses belajar dan mengajar ini pun, saya banyak belajar dari para mahasiswa. Banyak hal yang belum saya ketahui, tidak sedikit pemahaman awal saya yang kemudian diubah dan dibarui. Saya mengharapkan kita semua terus melakukan refleksi dan aksi berteologi hingga akhir hidup.

Selamat melanjutkan studi hingga selesai satu tahap ini.

Senin, 15 November 2010

KULIAH MAGISTER MINISTRI

Para mahasiswa Magister Ministri yang mengikuti kelas Liturgi, besok hari Selasa 16 November 2010, perkuliahan berjalan seperti biasa, namun sekiranya dapat kuliah dimulai pukul 17.30 dengan tiga presenter. Tugas dan giliran mahasiswa mengikuti urutan yang telah disepakati. Terimakasih.

Sabtu, 30 Oktober 2010

LIBUR KULIAH

Kepada:
Mahasiswa Magister Ministri
Mahasiswa S-1 matakuliah Liturgika 1 dan Memimpin Ibadah

Selasa, 2 November 2010 dan 4 November 2010

L I B U R

masuk lagi pekan depan.
Hal ini disebabkan karena kepergian saya dengan Tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia ke Mentawai selama sepekan.
Tugas2 pekan ini ditunda pekan depan. Hari pengganti untuk Mahasiswa Magister Ministri dibicarakan setelah pekan depan.


Terimakasih.

Selasa, 26 Oktober 2010

MEMBACA ALKITAB

Mahasiswa, baik personal maupun kelompok, mepresentasikan pembacaan Alkitab di dalam latihan ibadah.














Mencintai isi Alkitab adalah awal pembacaan Alkitab yang baik di dalam ibadah. Oleh karena itu, porsi latihan cukup besar di kelas Mimimpin Ibadah.





Selasa, 12 Oktober 2010

KULIAH MEMIMPIN IBADAH


LATIHAN MERAYAKAN IBADAH DENGAN PERJAMUAN KUDUS


Introitus: prosesi Alkitab dan nyanyian



Pembacaan Alkitab



Persiapan: pengumpulan persembahan untuk perjamuan



Sabtu, 09 Oktober 2010

LIBUR KULIAH MAGISTER MINISTRI

matakuliah Liturgika

Kuliah Liturgi Selasa malam ini, 12 Oktober 2010, untuk mahasiswa Magister Ministri, tidak ada sebagaimana telah kita janjikan beberapa pekan yang lalu. Sebagai pengganti adalah Jumat, 22 Oktober 2010. Terimakasih.

Rasid Rachman

Kamis, 23 September 2010

LITURGI MINGGU BIASA DAN PERJAMUAN KUDUS

Dalam Liturgi Lima dan disesuaikan dengan Konteks Liturgi GKI

Tema: “Bergumul dan berjuang dalam iman dan pengharapan kepada Kristus”
Minggu, 03 Oktober 2010
Minggu Biasa XXII

LITURGI PEMBUKAAN

Keterangan:
PL : Pemimpin Liturgi
J : Jemaat
L : Lektor
PF : Pelayan Firman

Saat Teduh
Lonceng dibunyikan

LITURGI PEMBUKAAN

1. Nyanyian pembukaan: PKJ 13 “Kita Masuk Rumahnya” (jemaat berdiri)
(Prosesi memasuki ruang ibadah)

2. Votum
PL : Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.
J : Amin
3. Salam
PL : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Yesus Kristus Tuhan kita serta dari Roh kudus beserta saudara-saudara sekali.
J : Dan besertamu juga.

4. Kata Pembukaan (jemaat duduk)
PL : Jemaat Yesus Kristus, tema kebaktian Minggu Biasa XXI kita hari adalah “ “Bergumul dan berjuang dalam iman dan pengharapan kepada Kristus”. Dalam kehidupan orang percaya, tak jarang pergumulan dan permasalahan datang menghadang. Melalui Firman Tuhan pada hari ini kita dapat belajar bersama untuk bertekun dalam iman, berjuang serta berpengharapan. Karena Allah ada dan akan menolong serta memampukan kita. Melalui pergumulan kita diharapkan untuk dapat menjadi saksi-saksi Kristus dengan iman kita.

Sabda Tuhan :
“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak (Maz. 37: 3-5).

5. Nyanyian Jemaat: KJ 246 “Ya Allah Yang Maha Tinggi”

6. Pengakuan Dosa
PF: Ampunilah kami, ya Allah, menurut Kasih Setia-Mu. Karena keadilan- Mu, manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan, hanya Engkaulah yang Mahatinggi. Engkau telah menghukum orang yang berbuat salah dan menyadarkan kami untuk kembalsi ke jalan-Mu. Tataplah kami Tuhan, ini kami anak-anak-Mu menghadap dengan kerendahan hati dan memohon pengampunan dari-Mu. Dengan kerendahan hati kami memohon.
J: (menyanyikan KJ 42) Tuhan kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami.
PF: Pertobatan kami baik bagi hati kami, pikiran kami, dan tubuh kami mengingatkan kami untuk tidak mengulangi masa lalu kami yang telah melukai hati Engkau ya Allah. Engkau dengan sabar menanti kami untuk menanggalkan kehidupan kami yang kotor. Dengan kerendahan hati kami memohon.
J: (menyanyikan KJ 42) Tuhan kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami.
PF: Ya Allah ajar kami untuk tidak bersandar pada dosa-dosa kami, ajar kami untuk tidak bersandar pada kesulitan-kesulitan yang kami alami, ajar kami untuk tidak bersandar pada kesombongan, dan ajar kami untuk tidak bersandar pada hati yang keras. Ajar kami ya Tuhan untuk bersandar pada cinta kasih- Mu, ajar kami juga untuk belajar menaruh kepercayaan kepada Engkau, dan ajar kami juga untuk bersandar pada kelemahlembutan. Dengan kerendahan hati kami memohon.
J: (menyanyikan KJ 42) Tuhan kasihani, Kristus kasihani, Tuhan kasihani kami.
PF+J: Amin.

7. Berita Anugerah (jemaat berdiri)
PL : “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada- Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada- Ku (Maz. 91: 14-16)”.
J : ( menyanyikan) NKB 54 “Muliakanlah Hai Jiwaku”.

8. Nyanyian Jemaat: NKB 34 “Setia-Mu, Tuhan-Ku, Tiada Bertara” (jemaat duduk)

LITURGI PELAYANAN FIRMAN

9. Doa pelayanan firman

10. Pembacaan pertama : Habakuk 1: 1-4, 2: 1-4
Lektor : Demikianlah Sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah.

11. Pembacaan Mazmur: Mazmur 37: 1-9

12. Pembacaan kedua : II Timotious 1: 1-14
Lektor : Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah.

13. Nyanyian Haleluya : KJ 473b “Haleluya”

14. Pembacaan Injil : Lukas 17: 5-10
PF : Demikianlah Injil Yesus Kristus.
J : Terpujilah Kristus.

15. Khotbah

16. Saat Hening

17 . Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel (jemaat berdiri)
PL : Marilah kita bersama dengan seluruh orang percaya di segala abad dan tempat mengucapkan pengakuan iman nicea konstantinopel, yang berbunyi demikian:
PL+J : Aku percaya kepada satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
Pencipta langit dan bumi,
Segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus,
Anak Allah yang tunggal,
yang lahir dari Sang Bapa.
sebelum ada segala zaman,
Allah dari Allah, Terang dari Terang,
Allah yang sejati dari Allah yang sejati,
diperanakkan, bukan dibuat,
sehakekat dengan sang Bapa,
yang dengan perantaraan-Nya,
segala sesuatu dibuat;
yang telah turun dari sorga
untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita,
dan menjadi daging oleh Roh Kudus
dari anakdara Maria,
dan menjadi manusia;
yang disalibkan bagi kita
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
menderita dan dikuburkan;
yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi Kitab-kitab,
dan naik ke surga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa
dan akan datang kembali dengan kemuliaan
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati;
yang kerajaan-Nya takkan berakhir.

Aku percaya kepada Roh Kudus,
yang menjadi Tuhan dan yang menghidupkan
yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak,
yang bersama-sama dengan Sang Bapa
dan Sang Anak disembah dan dimuliakan
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya satu Gereja yang kudus dan am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Aku menanti kebangkitan orang mati
dan kehidupan di zaman yang akan datang.


18. Doa Syafaat (jemaat duduk)



LITURGI PERSEMBAHAN

19. Nyanyian Persembahan: PKJ 146 “Bawa Persembahanmu”

20. Doa Persembahan (jemaat berdiri )


LITURGI PERJAMUAN

21. Persiapan (jemaat duduk)
PF: Terpujilah Allah yang telah memberikan kita roti ini melalui hasil dari bumi dan dari pekerjaan manusia, biarlah ini menjadi roti kehidupan.
J: Terpujilah Allah, kini dan selamanya.
PF: Terpujilah Allah yang telah memberikan anggur ini melalui hasil dari bumi dan dari pekerjaan manusia, biarlah ini menjadi Anggur yang kekal dalam kerajaan-Mu.
J: Terpujilah Allah, kini dan selamanya.
PF: Butiran padi yang berserakan dan butiran anggur yang tersebar telah terkumpul diatas meja ini sebagai roti dan anggur. Biarlah seluruh gereja-Mu juga bersatu sebagai satu kesatuan dalam dunia ini untuk menyambut kerajaan-Mu.
J: Terpujilah Allah, kini dan selamanya!

22. Pengarahan Hati
PF: Marilah kita mengarahkan hati kita kepada Tuhan
J: Kami mengarahkan hati kepada Tuhan

23. Prefasi dan Sanctus-Benedictus
PF: Kami datang memuliakan Allah dan membawa ungkapan syukur kami. Dengan Berfirman Engkau telah menciptakan segala sesuatu yang baik. Engkau Menciptakan manusia sebagai gambaran-Mu untuk mencerminkan kemuliaan-Mu. Engkau memberikan Kristus sebagai Jalan kebenaran dan hidup, yang mau menerima baptisan dan pengudusan sebagai hamba-Mu untuk memberitakan kabar baik bagi yang lemah. Pada perjamuan yang telah Kristus wariskan ini, mari kita mengingat kematian dan kebangkitan-Nya, dan menyambut kehadiran-Nya sebagai roti dan Anggur. Bersama orang-orang percaya, kami memuliakan nama-Mu.
J: Menyanyikan Sanctus-Benedictus, KJ 310 “Kudus, kudus, kuduslah”

24. Epiklese 1
PF: Kuduslah Engkau ya Allah dan segala kemuliaan hanya bagi nama-Mu. Melalui perjamuan ini, berkatilah kami dan curahkanlah Roh Kudus ke dalam hati kami. Kiranya roti dan anggur ini menjadi lambang tubuh dan darah-Mu.
J: Terpujilah Roh Kudus.

25. Penetapan Perjamuan
PF: Kita bersyukur dan yakin bahwa Roh Kudus telah dicurahkan atas kita, sehingga dengan iman, kita mengalami kehadiran Kristus bersama kita di sini. Kristus yang pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti, mengucapkan syukur, memecah dan membagikan kepada para murid seraya berkata: Ambilah makanlah, inilah tubuh-Ku yang Kuberikan bagi-Mu. Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku. Kemudian Ia mengambil cawan, mengucapkan syukur dan memberikan kepada para muridNya seraya berkata: Minumlah, inilah darah-Ku; sebagai perjanjian yang baru, tercurah bagi kamu sekalian dan untuk setiap pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku.
J: Kematian Kristus kita beritakan, Kebangkitan Kristus kita rayakan, Kedatangan Kristus kita nantikan.

26. Pengenangan akan Kristus
PF: Hari ini kita merayakan pengenangan akan penebusan-Mu ya Allah. Kita dipanggil untuk mengenang kembali akan kelahiran dan kehidupan Kristus, baptisan-Nya, perjamuan-Nya yang terakhir, kematian dan dan turun-Nya dalam dunia orang mati, kebangkitan-Nya serta kenaikan-Nya yang penuh kemuliaan. Kita menantikan kedatangan-Nya kembali. Sebagai persekutuan dalam Kristus, kita mengingat pengorbanan Kristus yang menyelamatkan dan dikaruniakan kepada seluruh umat manusia.
J: Terpujilah Allah, kini dan selamanya!

27. Epiklese 2
PF: Perjamuan ini telah Tuhan berikan bagi gereja sebagaimana Engkau memberikan AnakMu sebagai jalan keselamatan. Ketika kami mengambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus, penuhilah kami dengan Roh Kudus agar dipersatukan dalam Kristus menjadi satu tubuh dan satu roh, menjadi persembahan yang hidup bagi Allah.
J: Terpujilah Roh Kudus!

28. Seruan Pengenangan
PF: Tuhan ingatlah gerejamu yang satu, kudus dan rasuli yang telah Kau tebus melalui darah Kristus. Singkapkanlah kesatuan gereja-Mu, jagalah imannya dan biarkanlah kedamaian senantiasi melingkupi gereja-Mu. Ingatlah juga saudara-saudari kami yang telah meninggal dalam damai Kristus serta para rasul, para martir dan orang-orang Kudus. Bersama semua ini, kami angkat pujian dan menantikan kebahagiaan Kerajaan-Mu bersama seluruh ciptaan, yang telah dibebaskan dari dosa dan kematian, kami akan memuliakan Engkau melalui Kristus Tuhan kami.
J: Terpujilah Allah, kini dan selamanya!

29. Konklusi
PF: Melalui Kristus, dengan Kristus dan di dalam Kristus, segala hormat dan kemuliaan bagi Allah Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, sekarang dan selamanya.
J: Amin

30. Doa Bapa Kami
PF: Selaku anak-anak Allah yang dipersatukan di dalam satu baptisan, satu roh kudus dan satu tubuh Kritus, kami berdoa.
J: Bapa kami….

31. Salam Damai
PF: Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menyatakan pada para rasul bahwa Engkau telah memberikan damai sejahtera yang berasal dari Allah. Kiranya Engkau tidak memandang dosa-dosa kami, melainkan memandang iman gerejaMu. Biarlah damaiMu terus kami alami dan membimbing kami kepada persatuan yang sempurna dalam KerajaanMu untuk selama-lamanya.
J: Amin.
PF: Damai Sejahtera dari Allah bersertamu
J: dan besertamu juga.
PF: Mari kita bersalaman sebagai tanda perdamaian dengan sesama.
(jemaat bersalaman sambil mengucap “Damai Tuhan besertamu”)

32. Pemecahan Roti
PF: Roti yang dipecahkan ini adalah persekutuan kita dengan Tubuh Kristus. Dan anggur yang dituangkan ke dalam cawan syukur ini adalah persekutuan kita
dengan darah Kristus. Ambilah !

33. Anak Domba Allah (Jemaat menyanyikan KJ.312a “Anak Domba Allah”)

34. Komuni

35. Doa Syukur
PF: Dalam kedamaian mari kita berdoa kepada Tuhan: Ya Allah kami mengucap syukur karena kami boleh dipersatukan dalam baptisan di dalam tubuh Kristus dan dipenuhi sukacita melalui perjamuan Kudus. Berikanlah kami kepastian dan arah untuk melihat kesatuan gerejaMu dan tolong kami untuk menghargai pengampunanMu. Sekarang kami telah merasakan perjamuan yang telah Engkau persiapkan bagi kami di dalam dunia, biarlah suatu hari kami dapat bersama-sama dalam rumah-Mu yang abadi, melalui Yesus Kristus, anak-Mu, Tuhan kami, dalam kesatuan dengan Roh Kudus.
J: Amin.

LITURGI PENGUTUSAN

36. Nyanyian Pengutusan : NKB 210 “Kuutus Kau”

37. Pengutusan
PF: Kembalilah dalam hidup sehari-hari dan lakukanlah Firman Tuhan di dalam pergumulan hidup.

38. Berkat
PF: Dan terimalah berkat-Nya: “TUHAN memberkati engkau dan melindungi
engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi
engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan
memberi engkau damai sejahtera. Amin.
J : (menyanyikan) KJ 478a. “Amin, amin, amin”.




Nama Kelompok : Budiningrum Sunny N.W, Olo D. S, Stella L.H, Yanti P. N
Semester : 7 (tujuh)
Mata Kuliah : Memimpin Ibadah
Dosen Pengampu : Pdt. Rasid Rachman, M.Th

Senin, 23 Agustus 2010

SILABUS IBADAH AKTUALITA DAN KONTEMPORER

MAGISTER MINISTRI (Semester 3)


Mahasiswa mendapatkan gambaran umum tentang berteologi melalui selebrasi gereja (perayaan) yang disebut liturgi. Memberperankan simbol melalui hari-hari raya, pembacaan Alkitab, dan nyanyian merupakan bentuk berteologi yang perlu dipahami oleh mahasiswa.

Tatap muka 1
- perkenalan, penjelasan silabus, dan tata cara perkuliahan.
- etimologi liturgi
- liturgiologi: teologi perayaan

Tatap muka 2
- simbol liturgis dan penggunaannya di dalam liturgi dan tata ruang
- liturgi sebagai teologi perayaan

Tatap muka 3
- hari raya liturgi dan liturgi hari Minggu
- teologi liturgi masa raya Paska

Tatap muka 4
- teologi liturgi masa raya Natal
- teologi liturgi harian dan maknanya bagi kehidupan spiritualitas

Tatap muka 5
- leksionari dan penyusun perencanaan liturgi
- jenis-jenis dan model liturgi zaman kontemporer

Tatap muka 6
- liturgi ekumenis dan konvergensi liturgi
- Unsur-unsur liturgi

Tatap muka 7
- Nyanyian jemaat
- Mid-trimester: essay

Tatap muka 8
- Presentasi 1: Liturgi hari Minggu November 2010 (Sujud)
- Presentasi 2: Liturgi Minggu Adven III 2010 (David)

Tatap muka 9
- Presentasi 3: Liturgi Natal 25 Desember 2010 (malam) (Vanda)
- Presentasi 4: Liturgi Epifania 6 Januari 2011 (Ria)

Tatap muka 10
Presentasi 5: Liturgi Harian (pagi) (Amisanta)
- Presentasi 6: Liturgi Harian (malam) (David)

Tatap muka 11
- Presentasi 7: Liturgi Rabu Abu 2011 (Ria)
- Presentasi 8: Liturgi Prapaska 2011 (Hulman)

Tatap muka 12
- Presentasi 9: Liturgi Minggu Palem dan Sengsara 2011 (Vanda)
- Presentasi 10: Liturgi baptisan (Indra)

Tatap muka 13
- Presentasi 11: Liturgi Kamis Putih (Bowo)
- Presentasi 12: Liturgi perjamuan kudus (Hulman)

Tatap muka 14
- Presentasi 13: Liturgi Jumat Agung 2011 (Bowo)
Presentasi 14: Liturgi Paska (Amisanta)

Tatap muka 15
- Presentasi 15: Liturgi Perkawinan (Sujud)
- Presentasi 16: Liturgi Pentakosta 2011 (Indra)



Buku bacaan dan sumber:
Cheslyn Jones, dkk., The Study of Liturgy, Oxford University Press.
E. Martasudjita, Pengantar Liturgi: Makna, sejarah, dan Teologi Liturgi, Kanisius.
James White, Introduction to Christian Worship, Abingdon Press.
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja, BPK GM.
Susunan leksionari (www.cresourcei.org/lection.html)

Kamis, 12 Agustus 2010

SILABUS MEMIMPIN IBADAH

LIT 0307 (Semester 7)
Mahasiswa belajar memimpin ibadah dengan baik dan kreatif. Dalam mata kuliah ini akan diajarkan cara membaca Alkitab dan teks ibadah lainnya (termasuk doa), cara pelayanan Firman dan Sakramen, dilengkapi dengan sikap tubuh dan gerak serta aspek teknis lainnya. Dibahas pula bagaimana mengikutsertakan orang lain dalam unsur-unsur ibadah, serta kerja sama dengan para pemeran khusus seperti paduan suara dan pengiring musik. Diperhatikan pula berbagai macam bentuk ibadah, baik di dalam maupun di luar gedung gereja serta pengaruh cara memimpin dalam kegiatan peribadahan.


Tatap muka 1
- Uraian umum tentang isi dan tujuan kuliah ini.
- Perkenalan sistem dan metode perkuliahan, cara penilaian, tes tengah semester dan akhir semester, dll.

Tatap muka 2
Arti simbol-simbol dalam liturgi: tata gerak, kata-kata, warna, dsb.
Membaca Alkitab: Injil dan Surat

Tatap muka 3
Liturgi ekumenis sesuai Liturgi Lima
Unsur-unsur liturgi dan arti-artinya

Tatap muka 4
Leksionari, Mazmur, dan nyanyian jemaat dalam liturgi hari Minggu

Tatap muka 5
Membaca Alkitab: Injil, Surat, dan Mazmur

Tatap muka 6
Merancang Ibadah hari Minggu + perjamuan kudus (penerapan Liturgi Lima dalam konteks)

Tatap muka 7
Latihan Ibadah hari Minggu + perjamuan kudus (liturgi ekumenis)
* Evaluasi

Tatap muka 8
Latihan Ibadah hari raya Pentakosta + baptisan
* Evaluasi

Tatap muka 9
Latihan Ibadah hari raya Natal Pertama (24 Desember) + perjamuan kudus
* Evaluasi

Tatap muka 10
Latihan Ibadah Perkawinan
* Evaluasi

Tatap muka 11
Latihan Ibadah Kematian
* Evaluasi

Tatap muka 12
Latihan Ibadah alam terbuka
* Evaluasi

Tatap muka 13
Latihan Ibadah harian Completorium (malam)
* Evaluasi

Tatap muka 14
Latihan Ibadah harian Laudes (pagi)
* Evaluasi

Tatap muka 15
TAS: Refleksi pelaksanaan ibadah di satu gereja yang diamati oleh mahasiswa


Bahan bacaan
Gabe Huck, Liturgi Yang Anggun dan Menawan, Kanisius.
Menjadi Lektor
Max Thurian and Geoffrey Wainwright, Baptism and Eucharist Ecumenical Convergence in Celebration, WCC 1983.
Revised Common Lectionary dari www.cresourcei.org/lection.html

SILABUS LITURGIKA I (LIT 0103)

LIT 0103 (Semester 3)
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pengantar ke dalam studi liturgi. Akan dipelajari arti liturgi hari Minggu beserta unsur-unsurnya, pengantar sakramen, dan masalah liturgi lainnya yang berhubungan dengan seni dan konteks kehidupan Gereja.

Tatap muka 1
- perkenalan sistem perkuliahan, penilaian, tugas-tugas, dsb.
- pengantar umum, kerangka sejarah liturgi
- etimologi: liturgi, ibadah, doa-doa, dan kata-kat sejenis

Tatap muka 2 (zaman gereja awal)
- simbol-simbol dan tanda-tanda liturgi
- tempat dan waktu sebagai simbol
- Ibadah jemaat mula-mula sebagai gambaran pertama ibadah gereja (1)

Tatap muka 3 (zaman gereja awal)
- Ibadah jemaat mula-mula sebagai gambaran pertama ibadah gereja (2)
- Budaya-budaya masyakarat membentuk liturgi: Yahudi, Helenistik, Romawi, dsb.

Tatap muka 4 (zaman Patristik)
- jenis-jenis liturgi (1): harian, mingguan, tahunan
- ciri-ciri khas setiap jenis ibadah

Tatap muka 5 (zaman Patristik)
- jenis-jenis liturgi (2): harian, mingguan, tahunan
- ciri-ciri khas setiap jenis ibadah


Tatap muka 6 (menjelang Abad-abad Pertengahan)
- monastika dan spiritualitas biara

Tatap muka 7
Ujian tengah semester (esai di kelas)

Tatap muka 8 (Abad-abad Pertengahan)
- baptisan dan perjamuan
- perkembangan sakramen-sakramen

Tatap muka 9 (Abad-abad Pertengahan)
- liturgi perkawinan
- jabatan dan para petugas liturgi

Tatap muka (10 Abad-abad Pertengahan)
- arsitektur bangunan gereja
- tata ruang dalam dan perangkat liturgi

Tatap muka 11 (zaman Reformasi)
- teologi liturgi Luther
- teologi liturgi Calvin

Tatap muka 12 (zaman Reformasi)
- pokok-pokok liturgi Reformasi
- nyanyian jemaat: sejarah dan jenis

Tatap muka 13 (zaman Modern)
- liturgi zaman modern : gerakan liturgis dan penyesuaian liturgis
- liturgi–liturgi kontemporer

Tatap muka 14 (cadangan dari zaman Reformasi)
- liturgi Anglican
- liturgi Metodis

Tatap muka 15 (paper)
Ujian akhir semester


Buku-buku bacaan
Cheslyn Jones, Geoffrey Wainwright, Edward Yarnold (editors), The Study of Liturgy.
E. Martasudjita, Pengantar Liturgi: Makna, Sejarah, dan Teologi Liturgi, Kanisius
James White, Introduction to Christian Worship (Revised Edition), Abingdon.
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja. BPK GM.

Sabtu, 26 Juni 2010

Selasa, 01 Juni 2010

UNTUK MAHASISWA

Oleh: Rasid Rachman

Kepada para mahasiswa semester 6, tahun 2010, terima kasih atas kerjasama dan partisipasinya dalam proses belajar dan mengajar guna mendalami Ritus2 Kehidupan.
Mata kuliah yang baru lalu merupakan mata kuliah interdisipliner yang menuntut keterbukaan dan pemanfaatan se-luas2nya info dan ilmu2 lain guna menunjang penghayatan iman Kristen melalui perayaan liturgi. Mudah2an dengan kuliah ritus kehidupan, pemahaman akan praktek liturgi tidak lagi disoroti secara biasa, namun kesadaran bahwa di balik ritual yang nampak terdapat kandungan nilai2 humanis yang kaya. Misalnya: lahir-hidup-mati, pengisian tahap2 krisis kehidupan, ketidaksendirian manusia di jagad raya ini, dsb. Pada gilirannya, kandungan2 humanis tersebut dapat memperkaya penghayatan gereja akan arti hidup manusia secara lebih utuh.
Selamat meneruskan kuliah hingga selesai, selamat meneruskan kehidupan hingga selesai tanpa setapak pun tempat bagi ke-sia2an.

Minggu, 11 April 2010

TUGAS SEMESTER AKHIR

Untuk tugas akhir semester, para mahasiswa kuliah ritus kehidupan dapat memilih topik2:

1. REFLEKSI MANULANGI (UPACARA MEMBERI MAKAN MENJELANG KEMATIAN ORANGTUA) TERHADAP KISAH-KISAH ALKITAB ATAU TRADISI GEREJA (PILIH SALAH SATU) YANG SERUPA.

A T A U

2. PERAYAAN IBADAH GEREJA SEBAGAI RITUS REUNI DAN IMPLIKASI PRAKTIS LITURGIS

A T A U

3. Topik2 lain pilihan mahasiswa sendiri.

*) Judul dan pendalaman terhadap objek penulisan ditentukan sendiri oleh mahasiswa.

Minggu, 28 Maret 2010

Seeker Services

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI JAKARTA
Mata Kuliah : Sejarah Rumpun Liturgi
Dosen : Rasid Rachman
Nama : Sendang Arum Nindiarti Widadi
Semester : 8 (Delapan)


I. Pendahuluan
Seeker services adalah dua buah kata yang cukup asing di telinga kita. Bagaimana tidak? Kehadirannya di Indonesia pun belum dapat dijumpai sampai saat ini. Seeker services adalah jenis ibadah baru yang ditemukan di Willow Creek Community Church dan di Saddleback Valley Community Church. Dua tokoh yang cukup berperan dalam perjalanan Seeker adalah Bill Hybels dan Rick Warren. Bill Hybels memimpin Willow Creek Community Church, dan Rick Warren memimpin Saddleback Valley Community Church. Seperti apakah Seeker services itu? Bagaimana bentuk ibadah mereka? Apa pandangan teologi yang mendasari ibadah mereka? Dan sudah sejauh mana perkembangannya saat ini? Kita akan bersama-sama melihat dan mempelajari melalui paper yang telah tersaji ini.

II. Apakah Seeker?
Seeker sevices adalah alternatif ketiga dalam ibadah kontemporer. Ibadah Seeker terjadi empat kali: pada Sabtu malam dan Minggu pagi. Gerejanya dapat dijumpai di kampus yang besar dan lebih menyerupai mall daripada gereja. Kertas-kertas informasi, bukan buletin ibadah, dibagikan pada saat ribuan orang pindah ke sebuah auditorium dengan teknologi tinggi. Ansambel profesional menghangatkan pengunjung dengan musik kontemporer. Lalu sebuah tim drama menyajikan pokok persoalan hari itu. Pokok persoalan itu bergerak terus mulai dari kematian, perceraian, perubahan pekerjaan, kelahiran anak. Lalu seorang guru muncul dan berbicara tentang persoalan yang sedang berkembang. Guru itu mengatakan bahwa Kristus memiliki solusi untuk masalah sehari-hari, lalu ia menghampiri pengunjung untuk datang pada ibadah para pengikut pada hari Rabu dan Kamis malam. Persembahan diedarkan, namun pengunjung tidak dianjurkan untuk memberikan persembahan, bernyanyi, atau mengatakan apapun kecuali mereka benar-benar berkeinginan. Kira-kira 15.000 orang datang ke ibadah mingguan ini. Komunitas pemuja di sekitar Amerika Serikat, termasuk Saddleback Valley Community Church di California dan Community of Joy di Phoenix, sekarang juga menawarkan ibadah Seeker.
Seeker services adalah bentuk ibadah yang baru dan unik untuk budaya kita, dan merupakan ibadah yang paling membangkitkan minat dari ketiga jenis ibadah kontemporer lainnya. Mereka menawarkan Yesus kepada yang bukan atau yang belum bergereja (unchurched or prechurched) yang tidak berkembang di gereja dan tidak terbiasa dengan bahasa atau budaya agama tradisional. Tujuan ibadah Seeker bukan untuk memperoleh anggota baru melainkan untuk memperkenalkan orang-orang yang belum percaya pada Yesus bahwa mereka mungkin memiliki hubungan yang bersemangat dengan Yesus.
Ibadah Seeker mengkoreografikan persoalan kehidupan nyata. Melalui kata, suara, penglihatan, dan aksi, mereka menyajikan masalah-masalah dan menawarkan solusi. Kebutuhan para Seeker, yaitu: untuk mempelajari siapakah Tuhan, apakah tujuan kehidupan, bagaimana mengampuni, bagaimana menghadapi hubungan, bagaimana menghadapi penderitaan. Karakteristik utama ibadah ini adalah drama (melalui monolog, lakon pendek, atau teater) yang meminta pertanyaan kaum Seeker sebagai prolog untuk komentar guru. Seluruh ibadah Seeker bersifat informatif, menghadirkan Yesus untuk orang yang merasa berdosa ataupun patah hati tetapi bebal. Pemimpin tidak memaksa pengunjung untuk bergabung dan mengundang orang untuk menikmati pengalaman.
Latar ibadah Seeker lebih seperti teater daripada gereja. Di sana terdapat bangku yang tidak ada sandarannya dan sebuah wireless. Sebuah layar proyeksi video menampilkan potongan gambar dari televisi dan film. Orang-orang duduk dalam kursi yang nyaman atau mengelilingi meja untuk memfasilitasi percakapan. Tidak ada buletin ibadah yang memandu. Bentuk ibadah bergantung pada topik hari itu. Pengajaran cenderung tematis, bersifat menjelaskan, dan didaktik, dengan pastor sebagai pemimpin perjalanan ziarah spiritual.
Tim ibadah – termasuk pembicara, band, pemimpin band, penata lampu, sutradara atau tim drama, penyanyi, koreografer, penari – memimpin ibadah. Musik bergantung pada permintaan pengunjung. Ibadah menggunakan musik rock, jazz, rap, country, rhythm and blues, atau musik rakyat. Instrumen perkusi dan tape menemani nyanyian. Dress code berubah-ubah, bergantung pada keinginan atau permintaan pengunjung. Misalnya: pembicara menggunakan sepatu cowboy memimpin ibadah country; seorang guru menggunakan kemeja Oxford.
Contoh lagu-lagu yang biasa kaum Seeker nyanyikan dalam ibadah mereka adalah: “He Is Our Peace”, “I Cast All My Cares upon You”, “You Are My Strength”, dan “Not By Might”.

II. Sejarah dan Latar Belakang Teologi
Seeker services yang asli masih ditemukan di Willow Creek Community Church, di pinggir kota Chicago. Willow Creek Community Church dimulai pada saat Bill Hybels diinspirasi oleh pelayanan para pemuda dari South Park Church yang sukses, di mana ia menjadi pemimpin, dan mencoba untuk memulai sebuah gereja yang menggunakan pengajaran Alkitab yang relevan, musik dan drama. Pada tanggal 12 Oktober 1975, gereja ini pertama kali bertemu, menyewa Teater Willow Creek di Palatine, Illionis. Pada tahun 1977, gereja membeli 90 acres (ukuran tanah) di Selatan Barrington untuk membangun gedung gerejanya sendiri. Ibadah perdana dilakukan di gedung baru pada bulan Februari 1981. Sejak itu, gedung tersebut dibuat dua kali lebih besar dan mereka menambah kepemilikan tanah mereka menjadi 155 acres. Sekarang mendekati 100 pelayan yang direncanakan untuk melayani berbagai kebutuhan bagi usia yang berbeda dan bagi kelompok-kelompok.
Willow Creek Community Church memiliki misi: “Mengembalikan orang-orang yang belum percaya untuk mempersembahkan diri secara penuh menjadi pengikut Yesus Kristus”. Gereja mendasarkan kepercayaan mereka pada Alkitab, menyatakan bahwa Alkitab diinspirasi oleh Allah, tidak dapat salah, dan kekuasaan terakhir pada unsur-unsur yang melindunginya. Berdasarkan pengertian pada Alkitab, gereja menggambarkan beberapa konklusi:
• Hanya ada satu Tuhan, yang abadi berada dalam tiga pribadi – Bapa, Anak dan Roh Kudus – masing-masing memiliki semua sifat ke-Allah-an.
• Manusia diciptakan oleh Allah untuk memiliki persekutuan dengan Allah, namun oleh karena penolakan mereka kepada Allah, mereka membutuhkan anugerah Allah yang menyelamatkan, yang harus diterima secara perorangan dengan penyesalan dan iman, dengan maksud untuk mengakhiri pemisahan dari Allah.
• Yesus Kristus hidup dalam dunia yang penuh dosa dan mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia dengan kematian-Nya pada kayu salib. Pengorbanan-Nya menawarkan keselamatan untuk setiap yang percaya pada Yesus. Dia bangkit dari mati dan menjadi mediator antara manusia dengan Allah. Kristus akan kembali ke dunia untuk menyempurnakan sejarah.
• Roh Kudus membawa para pendosa kepada Kristus dan memperlengkapi orang-orang yang percaya untuk bertumbuh secara pribadi dan melayani gereja
• Peraturan gereja adalah untuk memuliakan Allah dan melayani siapa saja yang membutuhkan.
• Pada akhirnya, setiap orang akan memiliki pengalaman kebangkitan tubuh dan penghakiman terakhir. Mereka yang diampuni melalui Kristus akan menikmati persekutuan abadi dengan Allah.

III. Peran Pendiri (Tokoh) dalam Pembentukan Liturgi
Pada tahun 1982 Bill Hybels mengunjungi sebuah gereja karismatik selama liburan musim panasnya. Bill mengalami jenis ibadah yang diimpi-impikan selama ini – ibadah yang kaya dan yang sepenuh hati, di mana kehadiran Tuhan sangat dalam dan nyata, dan di mana hatinya diubahkan sebagai hasil dari kedatangannya di sana. Setelah kembali dari liburannya, pengikutnya mulai belajar untuk beribadah. Selama tiga bulan berikutnya, Bill mengajarkan tentang ibadah. Dia mengajar tentang karakter dan kekuatan Tuhan, yang mengetahui bahwa ibadah kita kepada Tuhan hanya dapat bertumbuh jika kita membawa serta hati kita kepada-Nya. Dia mengajar tentang apakah ibadah dan memberi visi apakah artinya datang beribadah dengan berharap bertemu dengan Tuhan. Dia juga mengajar bahwa adalah tanggung jawab kita untuk membawa sesuatu ketika beribadah. Kita datang untuk membawa kepada Tuhan cinta dan ucapan syukur. Tugas tim ibadah adalah memberikan kepada kita kesempatan terbaik untuk membawa itu semua (cinta dan ucapan syukur). Ketika kita datang untuk beribadah, kita datang untuk bertemu Tuhan.
Ibadah Seeker hadir dalam 2 gaya utama: partisipasi yang tinggi dan penampilan yang tinggi. Gaya partisipasi yang tinggi, seperti di Saddleback Valley Community Church, adalah campuran ibadah Seeker dengan ibadah Praise and Worship. Di Saddleback, orang-orang yang belum percaya diundang untuk melihat ibadah orang-orang percaya lalu bergabung pada saat mereka telah merasa nyaman. Gaya penampilan yang tinggi, seperti di Willow Creek, menggunakan musik keagamaan dan sekuler kontemporer, drama, dan pengajaran dasar-dasar Kristen.
Rick Warren, seorang pastor senior di Saddleback Valley Community Church, menulis ada tiga elemen yang tidak dapat diubah dalam ibadah Seeker, yaitu:
1. memperlakukan orang-orang yang belum percaya kepada Yesus dengan cinta dan hormat;
2. menghubungkan ibadah dengan kebutuhan mereka;
3. mampu memahami sikap orang lain. Tugas evangelis dari ibadah Seeker adalah menyediakan langkah-langkah untuk memasuki serambi gereja dan rumah tangga gereja, atau, dalam bahasa teologi tradisional, sebuah pra-katekisasi yang menawarkan anugerah. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal-Nya.

IV. Pandangan terhadap Ibadah Gereja-gereja Arus Utama
Ibadah Seeker tidak mengerti ataupun menghargai ibadah Liturgical atau ibadah Praise and Worship, yang menggunakan bahasa dan aksi tradisional. Orang-orang yang belum ke gereja ingin menyembah tanpa nama dan memiliki kebebasan untuk tidak ikut serta. Kaum Seeker percaya bahwa Tuhan telah memanggil mereka untuk menjangkau orang-orang yang belum ke gereja di sekeliling wilayah timur Orlando dan untuk menjadi gereja di mana akan menjadi murid dan pengikut Yesus Kristus. Mereka ingin mengembangkan pelayanan mereka menuju pertumbuhan gereja, pelatihan kepemimpinan, dan mengirim misionaris, mengembangkan kelompok kecil, pelayanan di segala usia.

V. Kesimpulan dan Penutup
Dengan melihat penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kaum Seeker ingin membuat “jalur baru” melalui perkumpulan Seeker-nya. Mereka menganggap bahwa ibadah Gereja-gereja Arus Utama kurang mempedulikan orang-orang yang belum bergereja atau orang-orang yang belum percaya pada Yesus. Namun, bukan berarti Kaum Seeker tidak menghargai sama sekali ibadah ataupun pandangan gereja-gereja arus utama. Ada pula beberapa unsur dari ibadah gereja-gereja arus utama yang mereka ambil dan gunakan di dalam ibadah mereka, seperti waktu ibadah di hari Minggu.
Gereja-gereja Arus Utama seolah-olah hanya memperhatikan orang-orang yang sudah menjadi komunitas mereka, yaitu orang-orang yang sudah menerima Yesus dalam hidup mereka. Sementara itu, Kaum Seeker mencoba menerobos pandangan Gereja-gereja Arus Utama tersebut dengan mengadakan ibadah terbuka, untuk orang-orang yang belum mengenal Yesus dan belum bergereja. Kaum Seeker menjangkau mereka dan memberi kebebasan kepada mereka untuk mengikuti ibadah Seeker serta untuk memilih imannya sendiri (dalam arti: tidak ada paksaan bagi orang-orang yang belum mengenal Yesus yang mengikuti ibadah Seeker untuk menjadi pengikut Yesus). Mereka dipersilahkan untuk hadir, melihat, mendengar dan merasakan ibadah Seeker. Jika mereka telah merasa nyaman, maka mereka dapat menentukan pilihan untuk menjadi murid Yesus. Sayangnya, di Indonesia Kaum Seeker belum ditemui (setidaknya menurut pemantauan penulis), sehingga contoh ibadah Seeker di Indonesia tidak diberikan.



DAFTAR PUSTAKA

Basden, Paul A. Exploring The Worship Spectrum. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 2004.
Langford, Andy. Transitions in Worship: Moving from Traditional to Contemporary. Nashville: Abingdon Press, 1999.
Webber, Robert E. Blended Worship: Achieving Substance and Relevance in Worship. Massachusetts: Hendrickson Publishers, 1994.
http://en.wikipedia.org/wiki/Willow_Creek_Community_Church
http://www.willowcreekchurch.org/templates/cla17aq/details.asp?id=23247&PID=68233

Kamis, 11 Maret 2010

SEEKER

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI JAKARTA
Nama : Rahel Sermon Harapani Daulay
Semester : 8 (delapan)
Mata Kuliah : Sejarah Rumpun Liturgi
Dosen : Pdt. Rasid Rachman M. Th.

Seeker Service

I. Pendahuluan
Beberapa minggu terakhir kita telah diperkenalkan pada beberapa jenis liturgi yang masih eksis dan senantiasa berkembang hingga dewasa ini atau sering dikenal dengan istilah liturgi kontemporer. Saat ini topik pembahasan kita masih seputar liturgi kontemporer yang dispesifikkan pada liturgi Seeker (Seeker Service). Liturgi ini jarang ditemui di Indonesia oleh karena perkembangannya di Indonesia belum terdengar. Liturgi seeker ini sangat berkembang terutama di wilayah Amerika. Konsep dan tata cara yang dikembangkan dalam liturgi seeker ini agak sedikit berbeda dibandingkan dengan liturgi-liturgi yang sedang berkembang saat ini. Konsep liturgi dilandaskan pada suatu pemahaman teologis yang partikular. Liturgi ini memiliki keunikan tersendiri dan lewat keunikan yang dinilai mampu menyentuh kebutuhan spiritual itulah banyak orang tertarik mengikuti ibadah ini.

II. Apa itu Seeker Service?
Berbicara mengenai Seeker Service, kita bisa melihat bahwa setiap liturgi merupakan Seeker Service yang dibuat untuk menghormati dan memuliakan Dia (The Seeker) yang mencari penyembah-penyembah yang benar, yaitu yang melandaskan penyembahannya pada Firman Tuhan. Kita manusia harus menjadi Seeker Sensitive, artinya orang-orang yang peka terhadap panggilan Allah (The Seeker). Berangkat dari pemahaman teologis inilah mulai dikembangkan Liturgi Seeker (Seeker Service) yang merupakan sebuah bentuk evangelisasi yang tidak hanya sekadar ibadah aktual. Liturgi ini didisain sebagai suatu seruan orang-orang yang belum mempunyai latar belakang agama dan juga sebagai suatu wadah bagi orang percaya (believers) untuk membawa jiwa-jiwa yang mereka cari. Yang menjadi tujuan utama liturgi seeker ini adalah untuk mengkhususkan ibadahnya sebagai sebuah ibadah yang menekankan pada pertumbuhan orang Kristen dan secara khusus mencari jiwa-jiwa yang belum percaya (non-believing friends). Melihat dari pengertian dan tujuan yang dijabarkan di sini, liturgi seeker pada dasarnya tidak membawa kita menjauhi pemahaman yang ada tentang gereja-gereja saat ini. Bisa dikatakan bahwa hampir seluruh gereja mempunyai tujuan dan prinsip yang sama mengenai pertumbuhan gereja. Namun, yang berbeda adalah bagaimana pengaktualisasian pemahaman tersebut dalam tata cara peribadahan mereka.

III. Latarbelakang Sejarah Liturgi Seeker
Kelompok seeker mulai muncul di masyarakat pertengahan tahun 1970-an. Kelompok yang berinisiatif tersebut merupakan orang-orang yang pada dasarnya sudah terdaftar dalam keanggotaan gereja tradisional dan mereka juga mewarisi pemahaman kekristenan mereka dari gereja mereka tersebut. Liturgi seperti ini didisain untuk kaum muda (profesional muda) sampai orang tua. Oleh sebab itu tata caranya juga menyesuaikan dengan rentang usia tersebut.

a. Pergumulan teologis sebagai latarbelakang
Niat mereka untuk membuat liturgi seeker diawali dengan pergumulan yang melihat serta mempertanyakan keberadaan gereja-gereja (tradisional) pada saat itu melihat masih banyak orang-orang yang belum percaya dan belum memiliki keanggotaan di gereja. Oleh kelompok tersebut, gereja pada saat itu dirasa kurang mampu berkomunikasi dengan orang-orang yang belum belum mengakui imannya (unchurched). Artinya ketika seseorang yang belum mengenal gereja dibawa masuk ke dalam gereja, mereka akan sangat merasa asing dengan dunia tersebut. Mereka akan menemukan musik yang berbeda dan tidak familiar bagi mereka. Bahkan terkadang gereja juga menggunakan bahasa yang terlalu sulit untuk menyampaikan pengajaran Firman Tuhan kepada umat. Jangan sampai ketika kita membawa orang-orang baru ke gereja seolah seperti membawa mereka ke planet Mars.
Berangkat dari pergumulan inilah liturgi Seeker mulai bertumbuh. Dengan titik tolak pemahaman bahwa semua orang jangan sampai tinggal dalam dunia yang jauh dari Allah dan tidak mengenal Kristus. Banyak orang-orang yang seperti ini di luar sana dan mereka semua harus diperkenalkan dengan Injil. Dengan demikian dibentuklah sebuah liturgi yang dianggap mampu mengena kebutuhan spiritual manusia.
Satu minggu orang-orang telah bergelut dengan berbagai macam pekerjaan dan mungkin tanpa pernah berhenti sebentar untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan. Kemudian pada hari minggunya, kita pergi ke gereja bernyanyi, duduk atau mengangkat tangan. Hal seperti ini dinilai sebagai sebuah kemunafikan (hypocritical). Ibadah bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan beberapa jam dalam satu hari, akan tetapi ibadah sudah seharusnya menjadi gaya hidup yang dilakukan setiap saat. Pemahaman teologi ini merupakan latarbelakang untuk menciptakan sebuah liturgi yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan para profesional tersebut. Penyembahan yang seperti inilah yang ingin dikembangkan oleh kelompok seeker.
Untuk mengawali konsep liturgi ini kelompok seeker mulai memasukkan drama dan musik kontemporer yang dapat membawa hati kepada Allah. Ibadah biasa dilakukan beberapa hari dalam seminggu (di sore hari) dan minggu pagi. Pada hari minggu ibadah dilakukan pagi-pagi sekali, dengan asumsi bahwa orang-orang yang datang mungkin harus menghadiri gerejanya masing-masing. Ibadah seeker ini biasanya diisi dengan drama-drama yang ceritanya menggambarkan kehidupan sehari-hari, ada juga slide-show dengan multi media yang menampilkan gambar-gambar realitas kehidupan, terkadang diisi juga dengan menonton dan refleksi bersama.

b. Tokoh-tokoh dalam liturgi seeker
Seorang pendeta senior, Bill Hybels, merupakan salah satu pendiri gereja yang menggunakan liturgi seeker. Pengalamannya diawali ketika ia menghadiri sebuah ibadah karismatik (South Park Church’s youth ministry). Ibadah tersebut menjadi inspirasi baginya untuk menciptakan sebuah liturgi yang selama ini telah diimpikannya, yaitu suatu liturgi yang kaya dan menyentuh, di mana kehadiran Allah dirasakan begitu dalam dan nyata dan setiap hati dapat mengalami perubahan, dan menggunakan musik, drama, serta pengajaran Alkitab yang relevan. Usaha untuk merealisasikan itu dilakukan oleh Bill secara perlahan-lahan. Bill mulai mengajarkan jemaatnya mengenai penyembahan yang benar dan bagaimana kita seharusnya melakukan ibadah kita kepada Allah. Langkah Bill Hybels kemudian sepertinya telah membawakan sebuah hasil, pada tanggal 12 Oktober 1975, Bill membuat satu persekutuan dengan menyewa sebuah gedung teater di Willow Creek, Palatine. Persekutuan kecil itu kemudian berkembang dan bertumbuh menjadi sebuah gereja Willow Creek Community Church.
Rick Warren, seorang penulis terkenal dan seorang pendeta di gereja Saddleback Valley Community Church, merupakan salah satu tokoh yang berperan dalam pertumbuhan liturgi seeker. Gereja yang didirikannya tersebut merupakan gereja yang lahir dari pengalaman yang sama dengan liturgi seeker. Namun, menurutnya banyak kritik yang bermunculan berkenaan dengan liturgi semacam ini. Dikatakannya bahwa liturgi seeker dikemas hanya untuk memenuhi kepuasan konsumen. Dalam hal ini ibadah tersebut hanya untuk memberi kepuasan kepada orang-orang yang belum percaya. Warren sendiri menanggapi kritik tersebut dengan mengatakan bahwa yang benar adalah ibadah itu dilakukan untuk memuaskan Someone. Artinya Allah (The Seeker) merupakan tujuan ibadah.
Warren merupakan orang yang cukup menekankan praktis dalam teologinya. Dia menulis 3 hal yang menjadi elemen penting dan tidak dapat dinegosiasikan lagi dalam liturgi Seeker:
1. Memperlakukan orang yang belum percaya dengan kasih dan hormat
2. Mengaitkan ibadah dengan kebutuhan mereka
3. Menyampaikan Firman Tuhan dengan praktis, dan mudah dimengerti.
Tujuan utamanya adalah memperkenalkan Yesus kepada orang-orang yang sama sekali belum mengenal Dia.
Rob Frost, evangelis dari British Methodist Church, merupakan orang yang mendukung gaya liturgiseeker. Kontribusi Frost bagi kelompok seeker yaitu melayani orang-orang di pub-pub dan tempat-tempat umum di Inggris lewat drama teaterikal dan sebagainya, kemudian mengajak mereka untuk bergabung dengan jemaat di kapel Methodist setempat.

IV. Perkembangan Liturgi Seeker
Liturgi Seeker yang asli dapat ditemukan di Willow Creek Community Church, di sebuah kota kecil di Chicago, Baringgton Selatan, Illinois. Didirikan oleh Bill Hybels. Pada awal berdirinya gereja ini melakukan ibadahnya di gedung teater di Willow Creek, sebagai pengganti gedung gereja. Kenyamanan tempat dan lahan parkir yang luas menjadi hal yang cukup diperhatikan. Ibadah dilakukan pada hari Rabu, Kamis sore, Sabtu malam, dan pada Minggu pagi biasanya dilakukan outreach. Jemaat akan datang dan membawa teman-temannya (yang belum percaya) untuk diperkenalkan dengan iman Kristen dan komunitasnya. Pada hari itu konsep ibadah yang disajikan berupa presentasi tentang Injil lewat hiburan Kristen (drama, musik, dll), kesaksian iman jemaat, sebuah sermon tentang isu kehidupan nyata yang kemudian direfleksikan berdasarkan sudut pandang Kristen. Yang bertugas dalam ibadag merupakan tim-tim yang cukup profesional di bidangnya masing-masing (drama, musik band, penyanyi, dll). Dalam liturgi ini yang biasa dilakukan adalah bernyanyi (dengan model praise and worship), dan melakukan perayaan Perjamuan Kudus setiap bulannya.
Willow Creek merupakan gereja yang sangat berkembang di Amerika Utara dan merupakan gereja terbesar kedua di United States. Asosiasi Willow Creek berkembang sangat pesat dalam melakukan pelayanan bagi orang-orang yang belum percaya (unchurched). Menurut Webber, liturgi seeker dianggap dapat memenuhi dan menyentuh kebutuhan seseorang, yaitu mengarahkan jemaat kembali kepada Allah di dalam ketersesatannya. Dengan ibadah seperti ini, gereja membantu umat untuk mendengar suara Allah dalam kehidupan mereka dan merasakan sentuhan yang Ilahi.
Contoh liturgi Seeker yang lain adalah Saddleback, gereja yang didirikan oleh Rick Warren. Warren mengawali gerejanya tersebut dengan langsung menspesifikkan ibadahnya pada tujuan untuk pertumbuhan Kristen dan mencari orang-orang yang belum percaya. Warren agaknya mempunyai pemikiran-pemikiran yang praktis mengenai gereja dan ibadahnya, seperti 3 hal yang dikemukakan di atas.
Perkembangannya di Indonesia, agaknya kurang bisa dispesifikkan. Jika melihat dari beberapa konsep ibadah dan tata liturgi yang diterapkan dalam liturgi Seeker, maka kita bisa menemukan persamaannya di beberapa gereja di Indonesia. Ada beberapa ciri ibadah seeker ini yang mirip dengan ibadah yang ada di Indonesia. Contohnya seperti pelayanan menjangkau orang-orang di pub (tempat-tempat yang sekuler sifatnya), di Indonesia Gereja Tanpa Tembok, yang didirikan oleh Frangky Sihombing, juga merupakan gereja yang mempunyai tujuan ke arah sana.
Jika dilihat dari ciri yang menyajikan ibadah dengan tim-tim yang profesional (artis), maka kita juga menemukan persamaannya dengan JPCC (Jakarta Praise Community Church), di mana para petugas yang berpartisipasi dalam ibadah merupakan orang-orang yang profesional di bidangnya. Rentang usia yang menjadi sasaran Willow Creek Community Church, yaitu sekitar 25-50 (usia pekerja), juga memiliki kesamaan dengan JPCC, yang sasaran ibadahnya adalah usia sekitar 20-45 (usia pekerja juga).
Dari persamaan-persamaan di atas kita bisa simpulkan bahwa pengaruh liturgi Seeker sebenarnya sudah masuk ke Indonesia. Namun, istilah liturgi Seeker belum familiar di telinga masyarakat Indonesia.

V. Pandangan Gereja Seeker terhadap Gereja Arus Utama
Lahirnya gereja seeker tidak lepas dari partisipasi beberapa orang yang sebelumnya telah mengakui imannya di gereja-gereja tradisional (arus utama). Hanya saja yang berkembang dalam pemikiran mereka adalah bahwa gereja arus utama kurang mampu atau terlalu miskin dalam hal memperkenalkan Injil kepada orang-orang yang belum percaya. Kaum Seeker menganggap gereja arus utama terlalu sulit untuk dimengerti dan dengan kekakuan di dalamnya gereja dianggap sebagai sebuah dunia yang asing bagi orang-orang yang unchurched.
Sekalipun demikian gereja Seeker agaknya bukan menjadi sebuah pelarian, melainkan hanya untuk berusaha mengatasi pergumulan dan kepedulian spiritual kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Gereja Seeker bukanlah sebuah gereja yang sifatnya menarik keanggotaan jemaat, melainkan mereka tetap terbuka dan memberi kebebasan kepada pengunjungnya untuk beribadah ke gerejanya masing-masing. Oleh sebab itu ibadah Seeker dilakukan di luar jam peribadahan minggu pada umumnya.


VI. Penutup
Seeker Service atau liturgi Seeker merupakan sebuah wadah untuk memperkenalkan Injil dan Kristus melalui cara-cara yang tidak jauh berbeda dengan apa yang biasa ditemui sehari-hari. Konsep yang dikemas dalam liturgi seeker ini sengaja dibuat sedemikian rupa, dalam upaya agar orang-orang yang menjadi sasaran dapat masuk tanpa merasa asing dan dia pun dapat lebih flexibel dalam kehidupan spiritual pribadi.
Dari konsep liturgi seeker yang kita lihat pada Willow Creek Community Church ini, ada 4 hal yang cukup ditekankan dalam ibadahnya:
1. Tempat peribadahan yang nyaman, beserta lahan parkir yang luas.
2. Penampilan tim-tim profesional sebagai Christian Entertainment (baik dalam hal musik maupun drama)
3. Isi dari ibadahnya adalah pembahasan isu-isu terkini dan mencoba mengaitkannya dengan Firman Tuhan
4. Memperlakukan orang-orang yang belum percaya atau belum memiliki keanggotaan gereja (unchurched people) dengan kasih, karena mereka merupakan yang menjadi sasaran dari ibadah ini.
Liturgi seeker, menurut saya, memiliki kelebihannya yaitu mampu memahami dan menyajikan isi Alkitab lewat hal-hal yang bisa diterima oleh masyarakat luar. Namun, sekalipun demikian dia tetap bukan liturgi yang terbaik untuk dapat membawa umat bisa mengenal dan menghayati Allah dalam hidupnya. Setiap liturgi memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Apakah liturgi itu baik atau tidak, itu dapat kita lihat setelah ia berhasil atau tidak menunjukkan wujudnya (menjadi kesaksian iman) dalam pengalaman spiritual setiap individu.

Daftar Pustaka
Basden, Paul, et. al. 2004. Exploring the Worship Spectrum 6 Views. Michigan:
Zondervan.
Langford, Andy. 1999. Transitions in Worship. Nashville: Abingdon Press.
Webber, Robert (ed.). 1993. Introducing Worship Renewal, Massachusetts:
Hendrickson Publishers.
_____________. 2000. Blended Worship. Massachusetts: Hendrickson Publishers.


www.challies.com, “Worshipping The Seeker”, 28 September 2004.
www.challies.com, “Seeker Services”, 25 Oktober 2004.
www.challies.com, “Thought of Worship”, 19 September 2004.

Senin, 01 Maret 2010

SEEKER

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI JAKARTA
Nama : Andre, Lucie Kristinawati
Semester : VIII (delapan)
Mata Kuliah : Sejarah Rumpun Liturgi
Dosen : Rasid Rachman
Ibadah Kontemporer:
Seeker

Pendahuluan
Pada saat ini banyak konsep ibadah yang ditawarkan oleh berbagai kelompok. Penambahan ornamen dalam ibadah, pengemasan ibadah yang lebih menarik, dan banyak lagi. Dalam paper ini penulis menampilkan tawaran konsep ibadah dari Willow Creek Community Church.
Apakah seeker?
Willow Creek Community Church dimulai dengan pandangan akan hubungan yang baru tentang gereja Allah saat ini. Komunitas ini berasal dari kelompok anak muda yang kecil di South Park Church di Park Ridge, tepatnya di sebelah barat laut pinggiran kota Chicago. Kelompok anak muda ini disebut Son City (anak kota).
Bill Hybels, murid dari Trinity College di Deerfield, sekitar awal tahun 1970-an, memulai pengembangan Son City untuk orang-orang yang tidak percaya dan Son Village (anak desa) untuk orang-orang percaya. Dia mengajarkan murid-muridnya tentang visi dan cara menjangkau teman-teman mereka untuk melihat Injil dengan sudut pandang yang baru.
Setelah kelulusannya dari universitas, Hybels bersama dengan Dr. Gilbert Bilezikian, yang pada waktu itu mengajar di Trinity College, dan kelompok pria dan wanita yang memimpin Son City, mendirikan Willow Creek Church. Mereka juga mengajak orang tua dari para anak muda untuk masuk pelayanan Son City.
Kelompok ini berkembang sampai tiga kali lipat. Adapaun kegiatan mereka, pertama, membuat biblical comunity. Kedua, mereka menjangkau orang-orang yang belum pernah ke gereja dan merealisasikan pengalaman hidup yang belum pernah didapat. Ketiga, mereka berjanji untuk memperlihatkan kebijaksanaan Kristus. Maksudnya, mereka bukan sekedar memenangkan jiwa yang hilang bagi Kristus tetapi mereka juga berjanji melakukan pengajaran Kristus.
Musik kontemporer, drama, dan pengajaran Alkitab memiliki hubungan yang tinggi dengan para murid, ibadah ini bertumbuh dari sedikit remaja hingga 1000 murid. Tidak ada seorang pun yang dikejutkan atau diinspirasikan oleh tanggapan/respon dari pemimpin-pemimpin pelayanan yang muda. Mereka menyewa bioskop Palatine, mereka meresmikan gereja dengan optimis yang besar pada tanggal 12 Oktober 1975 (meski yang hadir pada waktu 125 orang). Bahkan pada minggu berikutnya, orang yang hadir semakin sedikit. Tetapi mereka tetap melakukan ibadah dan orang-orang mulai meresponnya. Namun dalam 3 tahun berikutnya, orang yang hadir sekitar 2000 orang. Pada tahun 1977, mereka membeli 90 acre tanah pertanian di South Barrington karena jumlah orang yang datang semakin banyak.
Ibadah Seeker ini termasuk unik dan baru bagi kebudayaan dan sangat membangkitkan minat. Mereka menawarkan Yesus kepada orang-orang yang tidak bergereja atau belum bekerja dan yang belum terbiasa dengan bahasa atau kebudayaan religius tradisional. Tujuan dari ibadah seeker tidak untuk menambah jumlah anggota tetapi untuk memperkenalkan Yesus pada mereka yang belum percaya mengenai Yesus di mana mungkin mereka dapat memiliki sebuah hubungan yang bersemangat dengan Yesus. Nama lain dari kelompok ini ialah “orang-orang asing bagi Inji”, “orang-orang yang terbuang”, “orang-orang marginal”, “orang-orang yang terlupakan”. Para seeker tidak dapat mengapresiasikan liturgi atau ibadah pujian dan penyembahan yang menggunakan tata ibadah yang baku. Orang-orang yang tidak bergereja menginginkan ibadah yang tanpa nama dan memiliki kebebasan untuk tidak terikat.
Permasalahan-permasalahan kehidupan yang nyata secara kontemporer. Melalui kata, suara, tanda-tanda dan aksi, mereka menghadirkan masalah-masalah dan menawarkan solusi-solusi. Mereka yang membutuhkan seeker – untuk belajar siapa Allah itu, apa yang menjadi tujuan hidup, bagaimana mengampuni, bagaimana berhadapan dengan penderitaan. Semua ibadah seeker bersifat informatif, menghadirkan Yesus pada orang yang merasa sebagai orang-orang tidak berdosa atau tidak hancur namun orang-orang bodoh. Pemimpin-pemimpin tidak menawarkan tekanan untuk bergabung dan mengundang orang-orang untuk menikmati pengalaman itu. Bentuk ibadah Seeker lebih seperti drama daripada gereja. Mereka menggunakan teknologi yang tinggi untuk memfasilitasi jalannya ibadah. Setiap orang duduk di kursi yang nyaman dan disediakan meja supaya terjadinya percakapan. Tidak ada buletin yang memandu jalannya ibadah.
Ibadah ini bisa bernuasa jazz, rock, rapp, country, R&B, atau musik daerah sesuai dengan permintaan pendatang. Instrumen perkusi mengiringi nyanyian solo ataupun paduan suara dan bukan untuk jemaat. Pakaian yang digunakan juga sesuai dengan tema yang sedang berlangsung.
Ibadah seeker sebenarnya terbagi menjadi 2:
- high partisipation: seperti di Saddleback Valley Comunity Church yang menggabungkan ibadah seeker, pujian dan penyembahan. Jadi di tempat itu, orang yang tidak percaya melihat ibadah orang percaya. Dalam ibadah ini ada kotbah yang ditujukan kepada orang percaya.
- high performance: seperti contoh Willow Creek yang menggunakan musik sekuler kontemporer dan drama dan dasar pengajaran Kristiani. Di tempat ini jemaat hanya boleh menyanyikan refrein pendek.
Sekarang gereja Willow Creek membuat “safe” atmosfer dari tantangan dan hambatan. Ibadah akhir minggu menggunakan perayaan yang minimal dengan bernyanyi atau tindakan liturgi saja. Tetapi perayaan yang besar memungkinkan adanya pengajaran tentang kehidupan yang ada hubungannya dengan iman Kristen. Seorang pemimpin menekankan bahwa pendatang adalah tamu gereja dan tidak harus memberikan suatu kontribusi bagi gereja.

Sejarah dan latar belakang teologi yang mempengaruhinya
Misi dari Willow Creek Comunity Church ialah membawa orang-orang yang tidak beragama untuk bertekun bersama para pengikut Yesus Kristus. Bagi mereka, satu-satunya dasar bagi pengajaran mereka ialah Alkitab, di mana Tuhan telah mengilhaminya secara unik, tanpa suatu kesalahan, dan merupakan kekuasaan tertinggi dari semua unsur. Yang diajarkan Akitab ialah, hanya ada satu Tuhan, selalu ada di dalam 3 pribadi - Bapa, Anak dan Roh Kudus – semuanya memiliki seluruh dari sifat Ketuhanan.
Allah menciptakan manusia untuk memiliki hubungan persahabatan dengan-Nya, tetapi mereka menentang-Nya dengan dosa dan mereka hidup di dalam jalannya (keinginan mereka sendiri). Sebagai akibatnya, kita membutuhkan anugerah Allah yang menyelamatkan untuk mengakhiri ‘pengasingan diri’ kita dari Allah. Keselamatan datang hanya karena anugerah keselamatan Allah -bukan karena usaha manusia- dan harus diterima secara pribadi oleh iman dan pertobatan.
Yesus Kristus, pribadi kedua dari Trinitas, hidup di dalam dunia yang berdosa dan sukarela membayar dosa kita dengan mati di kayu salib sebagai pengganti diri kita. Pekerjaan keselamatan ini untuk semua yang menerima anugerah dengan percaya kepada-Nya. Dia bangkit dari kematian dan hanya dia yang menjadi penghubung antara kita dengan Allah. Dia akan kembali ke dalam dunia untuk mewujudkan sejarah.
Roh Kudus menarik orang-orang berdosa kepada Kristus dan memperlengkapi orang-orang percaya dengan pertumbuhan pribadi dan ibadah di dalam gereja. Peran gerreja ialah untuk memuliakan Allah dan melayani orang-orang yang membutuhkan. Pada akhirnya, setiap orang akan dibangkitkan dan diadili. Pengampunan Kristus akan membawa hubungan yang kekal dengan Allah.
Mereka percaya bahwa Tuhan telah memanggil mereka untuk menjangkau orang-orang yang tidak bergereja di sekeliling daerah timur Orlando dan menjadi gereja yang akan murid dan mengembangkan orang-orang sebagai para pengikut Yesus Kristus

Peran para pendiri atau tokohnya dalam pembentukan liturgi
Pada tahun 1982, Bill Hybels mengunjungi sebuah gereja Kharismatik. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, Bill mengalami sebuah ibadah yang selama ini ia impikan, ibadah yang kaya dan sepenuh hati, di mana kehadiran Allah dirasakan secara mendalam dan nyata; di mana perubahan hati merupakan hasilnya. Tiga bulan kemudian Bill mengajarkan mengenai penyembahan. Dia mengajarkan tentang karakter dan kekuatan Allah. Dia juga mengajarkan tentang apa itu itu penyembahan dan memberikan pandangan untuk apa datang dan beribadah mengharapkan untuk bertemu dengan Allah. Kita datang kepada Tuhan untuk memberikan cinta dan ucapan syukur. Bill Hybels mencoba untuk menawarkan sebuah ibadah yang hidup dan kehadiran Tuhan menjadi nyata melalui pujian dan penyembahan.
Apabila melihat dari latar belakang dan perkembangan Seeker Comunity, kelompok ini belum ditemukan di Indoensia. Mengapa? Ibadah Seeker sebenarnya hanya ibadah yang memperkenalkan Yesus pada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Mereka bersifat tidak terikat, sedangkan gereja-gereja di Indonesia cenderung mengikat serta menarik anggota sebanyak-banyaknya.
Penulis tidak sempat menemukan teks yang memperlihatkan atau menjelaskan pandangan Seeker terhadap ibadah gereja-gereja arus utama. Namun penulis melihat, bahwa ibadah Seeker tidak mengganggu ibadah gereja-geraja arus utama.

Penutup
Ibadah Seeker memiliki keunikan tersendiri. Apabila pada pendahuluan, penulis menyebutkan tawaran ibadah Seeker, maka konsep ibadah ini bisa diterima atau ditolak. Kiranya kosep ibadah Seeker dapat membuka mata kita mengenai contoh ibadah yang lain.


Daftar Pustaka

Horness, Joe. Contemporary Music-Driven Worship dalam Exploring the Worship
Spectrum
. Michigan: Zondervan. 2004.
Langford, Andy. Transitions in Worship Moving from Traditional to Contemporaary.
Nashville: Abingdon Press. 1999.
Webber, Robert E. (editor). Twenty Centuries of Christian Worship. Nashville: Star
Song Publishing Group. 1994.
Internet:
http://www.willowcreekchurch.org
http://www.willowcreek.org/history.asp
http://www.willowcreek.org/what_we _believe.asp

Minggu, 21 Februari 2010

PERPANJANGAN WAKTU KULIAH

Tadi siang, Sunny menelepon saya (mendadak!) dan mengusulkan untuk memperpanjang waktu kuliah Kamis ini, yakni dari semula 1 tatap muka menjadi 2 tatap muka (4 X 50 menit + istirahat sebentar jika diperlukan) - khusus untuk Kamis ini. Saya menerima usul tersebut. Maka, Kamis 25 Februari ini, presentasi dilakukan oleh dua kelompok: kelompok Kamis lalu dan kelompok Kamis ini. Terimakasih.

Kamis, 18 Februari 2010

libur mendadak

Rabu malam saya mendapat kabar bahwa ada jemaat lansia yang meninggal di Bogor. Pihak "keluarga" meminta segera dikremasi pada Kamis keesokan hari. Itulah sebab, malam itu saya meliburkan kuliah Kamis 18 Feb 2010 kemarin, dan mudah2an kita dapat mencari hari penggantinya kelak. Kamis depan, kuliah seperti biasa, pukul 13.30, presentasi laporan kelompok yang kemarin ini. Mohon maaf, dan terimakasih.

Kamis, 11 Februari 2010

LAPORAN KELOMPOK

Para mahasiswa yang telah presentasi, harap mengirimkan laporannya (setelah diperbaiki hasil diskusi) ke rasidrachman@yahoo.co.id agar laporan bisa menjadi artikel. Terimakasih.

Rabu, 27 Januari 2010

LIBUR KULIAH

Saudara2 mahasiswa semester 6 / 2010, Kamis besok, 28 Januari 2010, kuliah Ritus Kehidupan terpaksa saya liburkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi tubuh saya yang kurang fit, sehingga harus istirahat 1-2 hari ini. Sampaikan kepada semua mahasiswa semester 6. Kamis pekan depan, 4 Januari 2010, kuliah berjalan seperti biasa. Terimakasih.

Rasid Rachman

Rabu, 20 Januari 2010

RITUS DAN LITURGI



MAKNANYA DALAM HIDUP BERIMAN

Oleh: Rasid Rachman


Liturgi yang dibangun dengan banyak faktor ritual di dalamnya dewasa ini tidak dipahami berdiri sendiri. Sejak dikembangkannya ilmu liturgi pada abad ke-17, perayaan liturgi melibatan aspek-aspek lain, semisal: peran umat, makna ritus, apakah ritus mendidik, estetika, dsb.
Perkuliahan ritus kehidupan ini akan menyoroti beberapa proses, antara lain: norma, budaya, pendidikan, psikologi, dan refleki teologis. Namun sebelum melihat semua itu, sebaiknya kita melihat dulu paparan tentang ritus.

Ritus
Ritus adalah tindakan sakral manusia (= umat), baik personal maupun komunal, dalam berhubungan – demikian dalam keyakinan pelaku ritual – dengan Yang Ilahi. Ritus merupakan fenomena religius universal umat manusia sejak dahulu kala.
Dari banyak kriteria, kita dapat menggunakan 4 kriteria berikut ini untuk memahami ritus, yaitu:
1) Simbolisme, di mana perangkat dan tata gerak manusia menyimbolkan aktivitas dengan Yang Ilahi, baik historis maupun maknawi. Air dalam ritus baptisan menyimbolkan air Teberau dan kematian-kehidupan baru. Prosesi menyimbolkan perarakan umat Israel menuju tanah perjanjan.
2) Konsekrasi, di mana benda atau materi natural menghantar umat kepada sisi supranatural, kepada makna, pesan, dan gambaran di balik benda-benda. Perjamuan (yang) kudus itu menjadi gambaran perjamuan sorgawi kelak. Patung salib membawa umat kepada peristiwa salib Kristus dua ribu tahun lalu.
3) Repetisi, di mana peristiwa historis (semula, awal) diulangi dan dihadirkan kembali saat ini. Pengulangan tersebut meliputi pengulangan waktu, tata cara, tempat, pemeran, dsb. Pemuliaan salib pada Jumat Agung merupakan pemaknaan peristiwa salib oleh Penginjil Yohanes akhir abad pertama yang digambarkan oleh gereja abad ke-7 dan sejak itu selalu diulangi oleh gereja-gereja pada setiap Jumat Agung hingga masa kini.
4) Pengenangan, di mana peristiwa yang dikenangkan itu – setelah diulangi secara khusus menurut makna simbolisnya – kemudian dibagikan, sehingga orang yang mendengar terlibat secara aktif masuk dan menjadi bagian dari peristiwa yang dikenangkan tersebut.

Dalam prakteknya, ritus di masyarakat dapat berarti lebih luas daripada perayaan liturgi. Liturgi penikahan adalah segala kegiatan peribadahan yang berlangsung di gereja selama sekitar 1 jam. Namun ritus pernikahan di masyarakat dapat berlangsung beberapa hari yang berlangsung sebelum dan setelah liturgi pernikahan dilaksanakan – ia adalah sebuah prosesi ritual. Liturgi pembaptisan berlangsung beberapa menit di tempat ibadah dan di hadapan Pendeta atau Imam, namun ritus pemberian nama dan keterhisapan seseorang ke dalam komunitasnya menurut budaya-budaya tertentu dapat berlangsung selama 1-2 hari. Penyunatan hanya berlangsung beberapa menit, tetapi ritualnya berlangsung 1-2 hari. Dengan demikian kiranya menjadi jelas dengan apa yang dimaksud dengan ritus, bahwa ia tidak sebatas pada satu-dua unsur.

Norma
Manusia adalah (salah satu dari sangat sedikit) makhluk ritual di dunia ini. Ada ritus2 yang menjadi pakem telah diturunalihkan satu generasi ke generasi berikutnya. Pesta2 olahraga dimulai dari ritus pengambil api yang sumber api. Setelah diprosesikan selama beberapa hari, beberapa pekan, atau bahkan beberapa bulan, api tersebut dinyalakan di stadion utama. Ritual tersebut berjalan sedemikian rupa, sehingga sekalipun ia tidak langsung berhubungan dengan pertandingan2 dan perlombaan2 dalam pesta olah raga kelak, ritual tersebut memberikan pesan bahwa semangat membara laksana api yang menguap ke atas, kebersamaan rakyat dalam meneruskan api, dan terutama pesta demi keagungan Dewa Matahari tersebut menjadi nilai, motivasi, dan moto para atlet. Maka pertandingan dan perlombaan tidak lagi bertujuan pada dirinya sendiri, melainkan menanamkan nilai-nilai kebudayaan, sportivitas, kebanggaan dan harga diri, perjuangan, kerja keras, buah, dsb.
Ritus adalah sebuah prosesi atau sebuah drama dengan aturan atau norma-norma yang dianggap ukuran bagi “resmi atau tidaknya” sebuah ritus dilangsungkan. Norma adalah ketentuan atau aturan yang dipegangi atau diberlakukan dan kemudian yang menjadi pedoman umum untuk suatu hal. Dalam hal ritus, norma dipahami sebagai jalannya atau alur yang diberlakukan umumnya sebuah ritual. Norma tidak berarti mengikat, namun norma memberikan gambaran atau pedoman akan hal-hal global (misal: sejarah) dan detail (misal: unsur-unsur) dari sebuah ritus.
Pembahasan selanjutnya dari norma sebuah ritus menyangkut pada sejarah pembentukannya. Studi terhadap sejarah memberikan informasi atau membantu masyarakat memperoleh informasi dan interpretasi atas unsur-unsur dan cara pelaksanaannya. Itulah sebab, para Reformator gereja abad ke-16 dan ilmu liturgi abad ke-17 memberikan perhatian besar terhadap sejarah peribadahan sebagaimana dipraktekkan dan dipahami oleh gereja awal.
Sejarah pula yang akan membantu masyarakat untuk melihat kemungkinan-kemungkinan akan perkembangan sebuah ritus dalam bentuk modern atau kontekstual.
Setiap ritus memiliki unsur-unsur tetap atau norma. Norma dapat berupa tindakan, kata-kata, tata gerak, tempat, tata ruang, dsb. Mahasiswa mampu menampilkan norma (unsur atau unsur-unsur pokok) dari sebuah ritus: misalnya tiup lilin pada perayaan ulang tahun, dan kemudian mampu memaparkan arti dan pesan sebagaimana ditampilkan oleh unsur-unsur normatif tersebut.
Setelah itu, mahasiswa pun diharapkan memberikan satu-dua saran sebagai unsur baru bagi sebuah ritus. Unsur baru tersebut diharapkan merupakan bakal sumbangsih atau kontribusi dalam khazanah ritus yang telah ada.
Sekalipun norma (= detail, rinci) mendapat penekanan, namun kerangka ritual (= global, menyeluruh) tetap menjadi konteks dalam perkuliahan ini.

Budaya
Liturgi adalah “bejana terbuka” yang menyimpan unsur-unsur lama. Unsur-unsur lama tersebut dikemas sebagai budaya dan simbol dan kemudian menjadi tradisi. Adalah tidak mungkin berliturgi tanpa memberikan tempat atau hanya sedikit memberikan tempat pada tradisi. Dari tradisi itulah kita mengenal dan bergaul dengan budaya.
Peristiwa masa lalu diulang-ulangi dan kemudian menimbulkan makna baru serta memberikan pesan yang relevan, sehingga peristiwa masa lalu itu hadir kembali dan selalu hidup. Ia dekat dengan penerus tradisi budaya masa-masa setelahnya. Dalam liturgi masa lalu menjadi dekat dan hadir di masa kini; demikian pula dengan ritus atau ritual. Kehadirannya memberikan pesan bagi masa depan.

Pendidikan
Mengingat dan mempertimbangkan “desakan positif” dari pembangunan jemaat, aspek pendidikan dalam liturgi menjadi bagian yang cukup penting untuk mendapatkan perhatian dalam studi dan pelaksaan liturgi. Gerakan liturgis modern telah dan selalu menekankan hal ini. Muara dari perayaan-perayaan ibadah adalah bukan hanya pada indahnya ritus-ritus dilangsungkan atau ritualisme semata, tetapi juga pada seberapa besar dan melalui ritus-ritus tersebut menjadi pembelajaran bagi umat. Barometer suatu liturgi yang baik adalah cerdas tidaknya umat yang beribadah sebagai hasil dari liturgi-pembelajaran. Liturgi seharusnya mencerdaskan umat dan mendewasakan gereja.
Liturgi bukan tontonan semata karena keindahannya, tetapi sebuah pembelajaran.

Refleksi teologis
Secara konvensional, teologi menyangkut ilmu Alkitab dan sejarah gereja. Dalam perkuliahan ini, penghayatan teologis dilihat dalam kaitannya dengan kultur, yakni bagaimana masyarakat melihat dan memberikan nilai baru terhadap kultur dalam kesejajaran dengan disiplin teologi.
Selanjutnya mahasiswa menilai apakah sebuah usul baru untuk perayaan dapat menjadi sebuah ritus karena mengandung potensi pengulangan yang menerap. Ritus tanpa pengulangan akan hanya menjadi pesta sesaat. Ia tidak memberikan dampak pertumbuhan, apalagi sebagai embrio bagi sebuah budaya.
Refleksi teologis juga membawa kita pada pertimbangan-pertimbangan aspek-aspek pendidikan: seberapa dalam liturgi membawa perubahan sikap umat, atau apakah liturgi tersebut mencerdaskan umat.
Dengan demikian, sebuah ritus memiliki unsur-unsur normatif, memberikan pesan melalui maknanya yang dikandungnya, dan selalu dilakukan berulang-ulang. ©

Jumat, 08 Januari 2010

UNTUK MAHASISWA

Blog ini disediakan bagi para mahasiswa STT Jakarta yang mengikuti mata kuliah Liturgi. Mahasiswa dapat mengambil silabus, info2, atau hal-hal lain sekitar perkuliahan yang disediakan oleh dosen melalui blog ini.