Senin, 30 Januari 2012

SILABUS RITUS KEHIDUPAN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI JAKARTA


Semester Genap 2012
(2 SKS – semester 6)

Pengampu
Pdt. Rasid Rachman, M.Th. (rasidrachman@yahoo.co.id)
Ester Pudjo Widiasih, Ph.D. (esterpw@gmail.com)

Waktu Konsultasi
RR: Kamis, 9:30-11:00 WIB
EPW: Selasa-Jumat, 12:00-15:00 WIB

Deskripsi: mata kuliah ini menggumuli tentang ritus-ritus penting dalam hidup manusia.

Tujuan: memperkenalkan mahasiswa dengan tahap-tahap umur dan peranan sosial manusia. Di sini dibahas cara-cara untuk berkumpul, berdoa bersama, mengadakan peringatan dan perayaan peristiwa-peristiwa penting dalam hidup manusia, seperti ketika seseorang masih berada dalam kandungan, kelahiran, pendewasaan, pernikahan, berbagai macam syukuran (misalnya pekerjaan, lingkungan hidup, rumah baru, ulang tahun, dsb) dan kematian. Dalam hal ini akan ditekankan usaha kontekstualisasi yang harus dilakukan oleh gereja sesuai dengan adat masyarakat setempat.

Peraturan Presensi
• Toleransi waktu terlambat 15 menit. Lebih dari itu, kehadiran tidak dihitung.
• Dosen dan mahasiswi/a harus hadir pada jam kuliah sekurang-kurangnya 75% dari jumlah pertemuan di luar UTS dan UAS. Itu berarti, mahasiswi/a dapat absen maksimal 4 kali tatap muka dalam satu semester, termasuk absen karena sakit, izin, dan lain-lain.
• Apabila dosen tidak dapat hadir pada waktu tatap muka, maka akan dicari hari pengganti.

Tugas dan Sistem Penilaian
1. Kehadiran dan partisipasi dalam kelas (10%)
2. Presentasi kelompok 1 (25%)
3. Presentasi kelompok 2 (25%)
4. Paper akhir pribadi (40%)

Penjelasan presentasi kelompok
Setiap kelompok memilih salah satu pokok bahasan sesuai dengan silabus. Kemudian, kelompok menentukan dan meneliti sebuah ritual yang sesuai dengan pokok bahasan (misalnya, ritual perkawinan yang dilaksanakan oleh sebuah suku tertentu). Dalam presentasi kelompok harus menyebutkan:
1. deskripsi bentuk dan pelaksanaan ritual;
2. makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif;
3. ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi bagian dari liturgi atau menjadi ritual yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan berjemaat. Untuk itu, kelompok perlu menjelaskan liturgi atau ritual yang selama ini sudah ada atau belum ada dan perlu diadakan oleh gereja sehubungan dengan ritus yang dibahas. Berilah argumen yang kuat;
4. apabila sebuah ritus dipandang oleh kelompok tidak dapat diintegrasikan ke dalam ritual atau liturgi gerejawi, berikan alternatif untuk memaknainya dari sudut pandang kristiani. Berikan argumen yang kuat;
5. sertakan bibliografi dan gunakan sistem pengutipan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STTJ.


Pokok Bahasan

Tatap muka 1 (12/1)
- Perkenalan isi dan sistem perkuliahan
- Peraturan dan kesepakatan perkuliahan
- Pembagian kelompok presentasi

Tatap muka 2 (26/1)
- Yang dimaksud dengan liturgi dan ritus
- Bagaimana memahami makna ritus-ritus?
- Peristiwa-peristiwa kritis kehidupan dan ritualnya
Referensi
Ronald Grimes, Deeply into the Bone: Re-Inventing Rites of Passage, 2000, hlm. 1-13.
Ester P. Widiasih, ”Ritus dalam Kehidupan Berjemaat,” dalam Seberkas Bunga Puspa Warna, Binsar Pakpahan (ed.), 2012, hlm. 129-163.
Arnold van Gennep, The Rites of Passage, 1960, hlm. 15-25.

Tatap muka 3 (2/2): Kelompok “Baptisan dan pemberian nama”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Joseph Martos, Doors to the Sacred, 1943.
C. Groenen, Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan – Krisma: Sejarah dan Sistematik, 1992.
Kenan B. Osborne, The Christian Sacraments of Initiation: Baptism, Confirmation, Eucharist, 1987.
Tahan Camba, Inisiasi, (tesis MTh STT Jakarta), 2008.
Grimes, hlm. 16-86.

Tatap muka 4 (9/2): Kelompok “Peneguhan sidi dan akil balig”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Joseph Martos, Doors to the Sacred, 1943.
C. Groenen, Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan – Krisma: Sejarah dan Sistematik, 1992.
Mircea Eliade, Rites and Symbols of Initiation, 1994.
Grimes, hlm. 88-148.

Tatap muka 5 (16/2): Kelompok “Perjamuan kudus”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Joseph Martos, Doors to the Sacred, 1943.
Ester A. Sutanto, Liturgi Meja Tuhan: Dinamika Perayaan-Pelayanan, 2005.
C. Groenen, Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan – Krisma: Sejarah dan Sistematik, 1992.
Kenan B. Osborne, The Christian Sacraments of Initiation: Baptism, Confirmation, Eucharist, 1987.
Martha Moore-Keish, Do This in Remembrance of Me, 2008, bab 5.

Tatap muka 6 (23/2): Kelompok “Perjamuan sosial (mis.: malam 17-an Agustus) dan ikatan kerabatan”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Anscar J. Chupungco, Liturgical Inculturation: Sacramentals, Religiosity, and Catechesis, 1992.
William Bill Mailoa, Ibadah Yang Menggembalakan, (skripsi) STT Jakarta 2003.

Tatap muka 7 (1/3): Kelompok “Dewasa awal dan pilihan jalan hidup”
- makna ritus-ritusnya secara historis, kultural, dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Robert E. Grinder, Adolescence, 1973.
Shelton Charles M., Spiritualitas Kaum Muda: Bagaimana Mengenal dan Mengembangkannya, Kanisius 1987.
________________, Moralitas Kaum Muda: Bagaimana Menanamkan Tanggung jawab Kristiani, Kanisius 1988.

Tatap muka 8 (8/8): Kelompok “Perkawinan gerejawi”
- makna ritus-ritusnya secara historis, kultural, dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
C. Groenen, Perkawinan Sakramental: Anthropologi dan Sejarah Teologi, Sistematik, Spiritualitas, Pastoral, 1993.
Kenneth Stevenson, Nuptial Blessing: a Study of Christian Marriage Rites, 1983.
Grimes, hlm. 151-214.

Tatap muka 9 (15/3): Kelompok “doa rutin komunal” (ibadah harian)
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Cheslyn Jones, dkk (Editor), The Study of Liturgy, 1978
Rasid Rachman, Ibadah Harian Zaman Patristik, 2000
Robert Taft, The Liturgy of the Hours in East and West, 1986

Tatap muka 10 (22/3): Kelompok ”Penahbisan pelayan dan pejabat gerejawi”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
C. Groenen, Sakramentologi: Ciri Sakramental Karya Penyelematan Allah Sejarah, Wujud, Struktur, 1989.
J.B. Banawiratma (editor), Ekaristi dan Kerjasama Imam – Awam, 1986.
Joseph Martos, Doors to the Sacred, 1943.

Tatap muka 11 (29/3): Kelompok “Berhari raya (semisal ulang tahun perkawinan) bersama keluarga”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
J.C.J. Metford, The Christian Year: an Indispensable Companion to the Holy days, Festivals, and Seasons of the Ecclesiastical Year, 1991.
Rasid Rachman, Hari raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral, 2003.

Tatap muka 12 (12/4): Kelompok “Pelayanan dan sikap terhadap sakit dan penderitaan”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Benyamin Lumenta, Penyakit: Citra, Alam, dan Budaya, 1989.

Tatap muka 13 (19/4): Kelompok “Pensiun dan memasuki masa lanjut” atau “Tetap melayani di masa lanjut” (pilih salah satu)
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
J.B. Banawiratma (editor), Ekaristi dan Kerjasama Imam – Awam, 1986.
John H. Westerhoff III & William H. Willimon, Liturgy and Learning through the Life Cycle, 1980.
Howard Clinebell, Well Being: a Personal Plan for Exploring and Enriching the Seven Dimensions of Life, 1991.

Tatap muka 14 (26/4): Kelompok “Persiapan diri menjelang ajal dan kematian”
- makna ritus-ritusnya secara historis dan normatif
- ritus-ritus baru atau kontekstual yang mungkin menjadi liturgi
- refleksi
Referensi
Howard Clinebell, Well Being: a Personal Plan for Exploring and Enriching the Seven Dimensions of Life, 1991.
Grimes, hlm. 217-282.


Referensi umum
Abigail Rian Evans, Healing Liturgies for the Seasons of Life, 2004.
Boli Bernadus Ujan, Ritus Kehidupan, 2004.
Given Kennedy Niville & John H. Westerhoff III, Learning through Liturgy, 1978.
Gordon H. Bowe & Ernest R. Hilgard, Theories of Learning, 1986.
Mari West Zimmerman, Take and Make Holy: Honoring the Sacred in the Healing Journey of Abuse Survivors, 1995.
Martha L. Moore-Keish, Do This in Remembrace of Me: A Ritual Approach to Reformed Eucharistic Theology, 2008.
Mircea Eliade, Images and Symbols, 1991.
John H. Westerhoff III & William H. Willimon, Liturgy and Learning through the Life Cycle, 1980.
Paul Bradshaw dan John Melloh (eds.), Foundations in Ritual Studies: A Reader for Students of Christian Worship, 2007.
Richard Niebur, Christ and Culture
T.A. Kenner, Symbols and Their Hidden Meanings: The Mysterious Significance and Forgotten Origins of Signs and Symbols in the Modern World, 2006.

Catatan:
Bacaan referensial akan diberikan secara berkala sepanjang semester.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar